Halo teman-teman, gua mau tertarik
dan mau sharing soal tempat makanan yang terbuat dari bahan Styrofoam. Kenapa? Karena
gua penasaran dan pengen tahu kenapa banyak penjual makanan yang memakai Styrofoam
sebagai wadah. Dan gua juga sering liat banyak Styrofoam yang jadi sampah di
daratan atau di sungai. Okay kita mulai.
Untuk memudahkan kita dalam
membungkus makanan diperlukan suatu wadah yang simple, ringan dan mudah
dibuang. Bertahun-tahun lalu gua udah banyak nemuin penjual makanan yang pake Styrofoam
sebagai wadah makanan. Dan memang sih Styrofoam itu ringan dan praktis. Di
kantin kampus gua pun hampir semua penjual makanannya ngebungkus makanan pake
bahan dari Styrofoam. Malahan di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah
makanan makin menjamur, mulai dari restoran siap saji sampai ke tukang-tukang
makanan di pinggir jalan pun pake bahan ini buat ngebungkus makanan mereka. Alasannya,
ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat
bersih itu ada bahaya besar yang mengancam. Tapi setelah gua cari tau tentang
cara pembuatan Styrofoam, apa bahan kimia berbahaya yang terkandung di Styrofoam,
dan dampak negative dari penggunaan Styrofoam, gua langsung mutusin buat ga
akan lagi pake Styrofoam buat ngebungkus makanan yang gua makan.
Kenapa
gua sampe bisa mutusin kaya gitu? Gua bakal jelasin ke kalian apa aja dampak negative
dari Styrofoam.
Apa itu Styrofoam?
Styrofoam atau Polystyren lebih
dikenal di masyarakat ketika digunakan sebagai wadah untuk makanan, umumnya
berbentuk kotak berwarna putih dan sekilas secara fisik terlihat seperti gabus.
Styrofoam menjadi populer dalam bisnis makanan karena mampu menahan bocor
sehingga bagus digunakan sebagai wadah makanan berkuah, selain itu kemasan ini
mampu mempertahankan suhu, biayanya lebih murah, mudah dibentuk. Namun dibalik
semua kelebihan yang ditawarkan oleh kemasan ini, styrofoam membawa dua ancaman
untuk manusia, Kesehatan dan Lingkungan.
Awalnya Styrofoam digunakan dalam
dunia industri sebagai bahan insulasi karena ia mampu menahan suhu tapi justru
karena inilah sehingga beberapa orang malah memanfaatkannya sebagai wadah
makanan atau gelas minuman.
Banyak
bahaya yang bisa ditimbulin dari bahan Styrofoam ini, antara lain :
1. Berbahaya
Bagi Kesehatan
Kenapa styrofoam berbahaya? Styrofoam
jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses
dengan menggunakan benzana (alias benzene). Padahal benzana termasuk zat yang
bisa menimbulkan banyak penyakit.
Benzana bisa menimbulkan masalah
pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan,
mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi
mudah gelisah.
Pada wanita, zat ini berakibat buruk
terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya,
zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
Penyakit yang bisa disebabkan oleh styrofoam
antara lain :
-
Anemia
-
Menurunnya kekebalan tubuh
-
Susah tidur
-
Gelisah
-
Mudah lelah
-
Gangguan kalenjar tiroid
-
Percepatan detak jantung
-
Badan gemetar
-
Kanker payudara, kanker prostat
-
Tumor
-
Siklus menstruasi yang kacau
-
Gangguan pada kehamilan
-
Hilang kesadaran
-
Kematian
Beberapa
lembaga dunia seperti World Health Organization’ s International Agency for
Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah
dikategorikan sebagai bahan karsinogen(bahan yang dapat menyebabkan kanker)
2.
Buruk Bagi Lingkungan
Selain berefek
negatif bagi kesehatan, styrofoam juga ga ramah lingkungan. Karena tidak bisa
diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari
lingkungan.
Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak
ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam.
Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama,
membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan
dan minuman.
Proses pembuatan styrofoam
juga bisa mencemari lingkungan.
Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah
berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal
itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5
terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam
menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan
57 zat berbahaya ke udara.
Jika diliat dari
sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di
Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai
kemasan makanan. Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam?
Jangan terlalu jauh deh, bagaimana dengan kantin kampus kita? Masih tetep mau
ngebungkus makanan pake styrofoam?
Untuk permasalahan tentang kantin di kampus gua yang masih pake Styrofoam
buat wadah makanan, gua udah punya analisanya, antara lain:
1.
Beberapa penjual makanan belum tau apa bahaya dari bahan Styrofoam.
2.
Bahan Styrofoam yang murah dan mudah didapatkan.
3.
Kebiasaan mahasiswa yang membeli makanan untuk dibungkus, tidak
makan di kantin.
4.
Belum adanya aturan yang tegas dan jelas tentang larangan
penggunan Styrofoam sebagai wadah makanan.
Jadi saran gua buat kalian yang suka beli makanan dan dibungkus
pake bahan Styrofoam, tolong dari sekarang juga stop kebiasaan itu demi kebaikan
kesehatan kalian sendiri dan juga lingkungan. Gua rekomendasiin kalau kita
sebaiknya bawa tempat bekel dari rumah, lalu beli makanan di kantin dan masukin
makanan itu ke tempat bekel makanan yang kita bawa dari rumah.
Semoga artikel ini dapat membuka pikiran kalian untuk berhenti
memakai bahan Styrofoam, memulai hidup sehat, dan juga menjaga lingkungan.
RIFQI ADITYA
GEOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA