Semakin lama,
perkembanagan bahasa manusia semakin meningkat. Terutama di Indonesia khusnya
di kalangan remaja. Jika dilihat dari fungsi bahasa yang sebenarnya yaitu
sebagai alat komunikasi sesama, maka bahasa zaman ini memiliki banyak fungsi
dibandingkan sekedar untuk berkomunikasi. Apakah fungsi lain tersebut? Dari
observasi saya di lapangan, maka berbagai bahasa baru seperti baper, mager,
ngambis dan lain-lain yang tidak terdaftar di KBBi ini berfungsi sebagai
pertama alat untuk membully, kedua
sebagai alasan untuk tidak mengerjakan sesuatu, ketiga sebagai alasan untuk
menjauhkan diri dari kesalahan setelah menyinggung perasaan orang lain dan yang
keempat sebagai alat untuk menghambat kemajuan orang lain bahkan diri para
pengguna bahasa ini sendiri.
Ternyata,
bahasa modern memang memiliki banyak fungsi. Bahasa pertama yang akan saya
bahas adalah
baper. Kalau anda tidak tahu apa itu baper, maka kan saya jelaskan terlebih dahulu. Baper merupakan sebuah akronim dari bawa perasaan. Saya tidak begitu tahu asal muasal dari kata ini. Remaja kerap mengucapkan, mengetikkan atau menuliskan baper, baper, dan baper saat lawan bicaranya sedikit terbawa suasana atau emosional saat mengadakan pembicaraan dengan mereka. Misalkan, saat lawan bicara tersinggung dengan omongannya, maka sang pembicara akan melontarkan kata baper yang secara tidak langsung dia menyalahkan lawan bicaranya yang terlalu membawa perasaan mereka saat berinteraksi. Hal ini menjauhkan mereka dari rasa bersalah telah menyinggung persaan lawan bicaranya, dan yang saya takutkan intensitas baper yang makin lama penggunaannya makin meningkat akan menghilangkan kata maaf dari bibir masyarakat indonesia khususnya para remaja. Yang awlnya manusianya merasa peka dengan perasaan orang lain karena terintimidasi baper yang mengartikan bahwa mereka berlebihan dalam menanggapi sesuatu, lama-kelamaan kepekaan merka akan hilang karena takut dan enggan untuk dikatakan “baper”.
baper. Kalau anda tidak tahu apa itu baper, maka kan saya jelaskan terlebih dahulu. Baper merupakan sebuah akronim dari bawa perasaan. Saya tidak begitu tahu asal muasal dari kata ini. Remaja kerap mengucapkan, mengetikkan atau menuliskan baper, baper, dan baper saat lawan bicaranya sedikit terbawa suasana atau emosional saat mengadakan pembicaraan dengan mereka. Misalkan, saat lawan bicara tersinggung dengan omongannya, maka sang pembicara akan melontarkan kata baper yang secara tidak langsung dia menyalahkan lawan bicaranya yang terlalu membawa perasaan mereka saat berinteraksi. Hal ini menjauhkan mereka dari rasa bersalah telah menyinggung persaan lawan bicaranya, dan yang saya takutkan intensitas baper yang makin lama penggunaannya makin meningkat akan menghilangkan kata maaf dari bibir masyarakat indonesia khususnya para remaja. Yang awlnya manusianya merasa peka dengan perasaan orang lain karena terintimidasi baper yang mengartikan bahwa mereka berlebihan dalam menanggapi sesuatu, lama-kelamaan kepekaan merka akan hilang karena takut dan enggan untuk dikatakan “baper”.
Selain dalam
konteks tersebut, baper juga akan mengganggu seseorang dalam meluapkan
perasaannya. Baik itu perasaan suka terhadap orang lain, perasaan marah,
perasaan sedih, perasaan gembira dan lainnya. Hal ini juga saya takutkan akan
membangun jiwa-jiwa manusia Indonesia yang tidak jujur akan hati kecilnya
sendiri. Yang mengunci perasaan dan tidak mau berbagi. Jika keadaan ini terus
berlarut, di masa depan Indonesia akan menjadi bangsa yang dingin dan kaku
tanpa adanya pengekspresian emosi secara langsung dan natural. Dan lagi-lagi
sumbernya hanyalah sebuah kata pendek berejakan “baper”.
Selanjutnya
mager. Apa sih mager? Lagi-lagi kata ini populer di kalangan remaja. Mager
kerap muncul saat seseorang merasa malas untuk mengerjakan sesuatu. Mager
lagi-lagi merupakan akronim dari malas gerak. Bahkan tanpa ada kata ini pun
manusia indonesia sudah tergolong malas, dan jujur saya pribadi setelah
mengenal bkata ini dan kerap mengucapkannya, saya pun menjadi malas bergerak.
Mungkin ungkapan yang mengatakan bahwa kata-kata adalah doa itu benar adanya.
Dengan adanya
kata mager, manusia Indonesia tanpa ada rasa bersalah sedikitpun meningkatkan
kemalasannya. Mengapa kata sebuah kata dapat meningkatkan kemalasan manusia?
Berawal dari mengikuti tren utnuk mengatakan kata-kata mager, lama-kelamaan
manusia memiliki tanaman mager yang tertancap di alam bawah sadarnya karena
terjadinya pengucapan yang berulang-ulang. Jika alam bawah sadar sudah bekerja,
maka kekuatan otak sadar tidak ada apa-apanya.
Mungkin secara
langsung anda tidak akan percaya bahwa hanya dengan mengggunakan kata mager
setip hari akan membuat anda malas. Namun, buktikanlah sendiri progress
pergerakan anda setelah mengenal kata ini. Hal yang juga menjadi ketakutan saya
pribadi dengan lahirnya kata mager ini adalah manusia Indonesia akhirnya tak
ingin bergerak lagi. Memang terdengar gila, tapi jika anda mau mengambil
pelajaran dari beberapa animasi seperti doraemon di negeri robot, kita dapat
melihat bahwa dunia dikuasai oleh para robot? Mengapa? Karena sekali lagi
“mager”. Dalam cerita ini manusia yang awalnya malas bergerak menjadi tidak
mapu lagi bergerak. Itukah yang kita inginkan? Jika tidak, sadarilah dari
sekarang, apa sebenarnya esensi dari penggunaan kata mager ini dalam kehidupan.
Dan kata
terakhir yang akan saya bahas adalah ambis atau ngambis. Apa yang salah dengan
kata ambis? Secara arti katanya, ambis bukanlah kata yang mengajarkan kita
untuk bersikap negatif. Namun penggunaannyalah yang kembali lagi akan
memundurkan manusi Indonesia. Kata ambis juga berkembang di kalangan remaja,
khususnya para pelajar dan mahasiswa. Apakah arti ambis itu sendiri?
Sampai-sampai para pengucapnya dengan gampang ambis sana ambis sini.
Jika kita
telaah dan jika memang benar ambis itu merupakan bahasa Indonesia yakni
ambisius, maka ini bukanlah kata yang menerangkan adanya sifat negatif pada
diri seseorang. Ambisius ada karena seseorang yang ingin mencapai ambisinya
dengan serius. Tak ada kesalahan akan hal tersebut. Namun segelintir orang yang
mungkin karena minder dengan dirinya menggunakan kata ambis untuk meneriaki
lawa bicaranya atau individu lainnya dengan kata ambis saat mereka mencoba
melakukan apa yang ahrusnya mereka lakukan selayaknya seorang pelajar.
Contoh nyata
yang saya temukan sendiri dalm kehidupan ini adalah saat di kelas, jika ada
teman mereka yang mengacungkan tangan atas pertanyaan dosen, ambis muncul. Jika
ada teman mereka yang maju ke depan menyelesaikan sebuah soal, ambis muncul,
jika ada di antara teman mereka yang mengerjakan tugas tepat waktu, lagi-lagi
ambis muncul. Jika ada teman mereka yang mengutarakan mimpi dan keinginannya,
lagi, lagi dan lagi ambis muncul.
Apa yang salah
dengan semua hal tersebut? Bukankah orang-orang yang diteriaki ini hanya
melakukan tugas mereka seyogyanya sebagai seorang pelajar ataupun mahasiswa? Maka
jawablah pertanyaan tersebut dalam hati kita. Apakah orang lain yang ambis?
Ataukah kita sendiri yang iri karena tidak dapat melakukan apa yang dilakukan
orang tersebut sehingga menggunakan kata ambis untuk menolak kemajuan mereka.
Kata ambis yang kerap diunakan ini, lama-kelamaan juga akan menjadi racun bagi
para pelajar yang memang serius untuk menggapai masa depannya. Jika mental
mereka tidak kuat menerima kata ambis ini, dikhawatirkan mereka tidak mau lagi
untuk berambisi mengejar cita-cita mereka. Hal ini akan berdampak pada masa
depan Indonesia yang awalnya penuh ambisi dan semangat, menjadi Indonesia yang
layu, inder dan tidak mau tampil lagi.
Oleh karena
itu, kita harus sadar, bahwa negara kita Indonesia adalah negara berkembang,
kemana arah perkembangannya? Semua tergantung kita para pemuda tunas bangsa. Akankah
indosia berkembang ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. Jadi saya pribadi
sangat mengharapkan untuk berhati-hati dalam penggunaan bahasa, karena kita
tidak perah tahu kapan bahasa itu kan menetap di alam bawah sadar kita, dan
jika itu terjadi snagatlah sulit untuk membuangnya dari diri kita sendiri.
Untuk diri saya sendiri dan untuk anda yang setuju dengan saya “No Baper, No
Mager, No Ambis”.
Aulya Ulfah Rahmadhani-Geologi
2015
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)