Saturday, October 3, 2015

Kejahatan Sosial

    
      Kali ini saya akan mengutip sekilas cerita dari teman saya yang beberapa waktu lalu sedang dalam perjalanan pulang. Kita sebut saja si "A". Pada saat itu ia sedang berada di dalam sebuah angkutan perkotaan umum di bilangan Jakarta Pusat. Kala itu ia terjebak di sebuah permasalahan biasa, "macet" pada sore hari, waktu-waktu pulang kerja. Disaat itu pula, seorang anak kecil masuk ke angkutan tersebut sambil membawa iringan lagu yang keluar dari mulutnya sambil menepuk-nepuk kan tangannya dengan maksud menambah "esensi" dari nyanyian tersebut.
Setelah itu, sang anak menyodorkan bekas kantong permen yang sedari tadi dikepit nya di ketiak. Ia menjajakan ke setiap orang disana agar mengisi kantong kosong tersebut sambil menguraikan kata-kata "Mbak, Mas, kasihani saya. Saya belum makan dari kemarin".
      Jika ditaksir dengan postur tubuh si anak diperkirakan umur nya adalah sekitar 7-8 tahun. Yang berarti berada pada umur kelas 1-2 SD. Si "A" yang menyaksikan hal tersebut merasa kasihan begitu pula yang lainnya. Namun, sebelum ia menyumbangsihkan sedikit hartanya, ia bernisiatif untuk bertanya pada si anak. Dari pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan dijawab oleh anak itu dengan ragu-ragu.
      Jawaban yang diterima "A" ialah bahwa si anak sedang duduk dibangku kelas 5 SD. Dan ia mencari uang untuk memenuhi kebutuhan pokok hariannya. Hal ini sedikit janggal bagi "A" dengan taksirannya yang seharusnya tidak mungkin salah. "A"  pada saat itu teirngat masih memiliki bekal beberapa lembar roti. Ia pun langsung menawarkannya kepada sang anak yang "katanya" belum makan dari kemarin hari. Tanggapan pun tak seperti yang "A" duga. Si anak menolak, ia berkata bahwa ia butuh uang bukan makanan. Hal ini semakin janggal di benak si "A". Ini anak memang benar-benar membuat kebohongan yang jelas karena suatu alasan. Dilihat dari muka sang anak terlihat bahwa ia sedang dalam tekanan dan ancaman.
      Dari sini dapat disimpulkan bahwa banyak anak-anak di Indonesia sebenarnya mengalami hal tersebut. Dimana mereka menjadi korban perjuangan hidup dan terjebak dalam lingkaran kejahatan sosial. Para mereka yang terlantar dan tak tahu menahu latar belakang nya menyebabkan mereka tak memiliki tujuan hidup. Oleh karena itu hal ini dimanfaatkan beberapa oknum untuk mengambil keuntungan dari mereka. Ya, para pemeras mengambil untung dari para anak-anak tersebut dengan jaminan makan dan tempat tinggal bagi mereka. Dan para anak-anak yang menjadi korban diperintahkan untuk mencari penghasilan dengan cara mengamen dan lain halnya yang harus disetorkan pada sang oknum.
      Hal ini menjadi salah satu permasalahan Indonesia yang masih sering ditemukan di banyak kota-kota besar. Maka dari itu kita sebagai para pengubah bangsa harus bisa mencari penyeesaian dari hal ini.

by Nurul Fitriannisa 1506740944 | Geofisika UI 2015

     

No comments:

Post a Comment