Saturday, October 3, 2015

Hebat itu Mudah, Seimbang tuh Sulit

"Ketika kita memperjuangkan sesuatu maka harus ada yang kita korbankan."-anonymous

Terkadang, kita lupa bahwa peran kita sungguhlah banyak. Semandiri-mandirinya kita, kita adalah seorang teman. Serapat-rapatnya pintu rumah kita, kita adalah tetangga. Sesetia-setianya kita , kita adalah pasangan. Sedewasa-dewasanya kita, kita adalah seorang anak. Sehebat-hebatnya kita, kita hanyalah seorang hamba.

Dengan 24 jam dan setiap menitnya, keberhasilan seperti apa yang bisa kita hasilkan. Kehebatan atau keseimbangankah yang kita cari? Kebanggaan seperti apa yang bisa kita cari? Ketika bisa sekedar ngopi disertai pisang goreng sambil bermain catur bersama tetangga kita ? atau pergi ke luar negeri untuk mengambil gelar ke-sekian lalu kembali kesini untuk menyertai eksplorasi dan eksploitasi tanah sendiri oleh perusahaan asing?

Kebanggaan seperti apakah yang kita cari? Ketika orangtua kita sangat membutuhkan kita, kita membantunya dengan berkuliah. Dengan harapan ketika kita bisa menjadi sarjana dan berpenghasilan baik , kita mampu membiayai hidupnya seakan-akan membayar jasanya. Coba kita sadari, yakinkah kita orangtua kita akan masih hidup untuk menghadiri wisuda kita ? Atau kita yang mendahului mereka?

Ini yang paling dilematis. Selalu menunda. Selalu dipending. Kita sebagai hamba. Kita sebagai khalifah. Kita sebagai manager yang mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dari SANG SUPERVISOR selalu menunda untuk melapor. Selalu ada alasan untuk tidak melaksanakan tugas kita sebagai yang maha diberi.

Semoga tidak terjadi kepada para pembaca sekalian.
Tapi saya tidak pernah ingin menjadi hebat ataupun seimbang.
Menjadi hebat bukan tujuan yang mulia bagi saya karena pada akhirnya saya akan "kembali".
Menjadi seimbang pun tidak mungkin karena modal 24 jam yang saya miliki sangat terbatas.
Bukan hidup tanpa tujuan, tapi bagaimana menghargai hidup.
Bukan utopis, tapi idealis.

Kebenaran semakin tenggelam.
Kehidupan dunia yang hakiki semakin tergantikan dengan kebudayaan dan kenyamanan yang kita ciptakan sendiri.
Dengan "FREEWILL" yang kita miliki, kita ciptakan permainan kita sendiri.
Tanpa disadari, kita yang berada di permainan itu.
Sadar?


Achmad Zefcha Rivaldi
Geofisika 2015
1506726593

No comments:

Post a Comment