Semasa sekolah saya selalu membawa bekal setiap hari ke
sekolah. Semenjak kuliah jauh dari rumah
dan orang tua, saya memperoleh makanan dengan cara membeli di warteg ataupun
saat kuliah memperoleh makanan dengan cara membeli di kantin Dallas. Selama
sebulan ini saya beradaptasi dari kebiasaan membawa dan memakan bekal dari
rumah ke kebiasaan membeli makanan di
kantin.
Miris hati ini melihat kondisi kantin Dallas. Jauh dari
standar kebersihan dan higenis bagi kesehatan.
Pedagang yang menjual makanan menyentuh makanan secara langsung dengan
tangan padahal sesaat sebelumnya baru saja menerima uang kertas dengan tangan
yang sama. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa uang merupakan alat tukar untuk membeli sebuah barang sehingga
otomatis pergerakan uang sangat dinamis.
Tidak hanya uang yang bergerak tetapi juga kuman yang berasal dari
orang-orang yang memegangnya dan berpindah melalui uang. Jika pedagang memegang uang dan makanan di
waktu yang berdekatan tanpa mencuci/membersihkan tangan terlebih dahulu
otomatis kuman dari uang berpindah ke makanan.
Bahkan yang lebih parah lagi, ada makanan seperti telur rebus yang telah
jatuh ke tempat yang kotor ingin diberikan bagi konsumen yang tidak melihat
bahwa telur tersebut telah jatuh.
Selain itu, dapur kantin juga terlihat kurang bersih. Mungkin juga karena faktor kantin sudah lama
dibangun dan tidak direnovasi/diperbaharui secara keseluruhan. Ada juga pedagang yang menjual makanan yang
diletakkan begitu saja di udara terbuka sehingga banyak lalat
menghinggapinya. Sekalipun makanan
seperti gorengan tersebut telah ditutup dengan kain kassa (ditutup dengan
menempelkan kain kassa secara langsung pada makanan, tidak ada rongga udara
antara penutup dengan makanan) sehingga kotoran yang dibawa oleh lalat dapat
juga berpindah.
Meja makan di kantin juga sering kali terlihat berantakan. Beberapa
orang yang telah selesai makan membiarkan piring dan gelas kotor begitu saja di
atas meja padahal telah disediakan ember untuk menaruh piring dan gelas
kotor. Kalau piring dan gelas tersebut
langsung diangkat dan dibersihkan mejanya, mungkin tidak masalah. Tetapi, saat ada orang lain ingin menempati
meja bekas pemakaian orang sebelumnya, orang tersebut menjadi tidak nyaman saat
makan karena piring yang tidak segera disingkirkan mendatangkan lalat yang
membawa kuman dan juga menganggu.
Kesadaran masyarakat, baik dari konsumen, pengurus maupun
pedagang, akan pentingnya kesehatan masih sangat kurang. Pedagang tidak memperhatikan kebersihan
makanan yang nantinya akan berdampak pada kesehatan konsumen. Hal yang dipikirkan pedagang hanya bagaimana
mencari untuk sebesar-besarnya, bahkan makanan yang sudah kotor karena terjatuh
pun juga dijual. Sebaiknya, pedagang
membagi tugas, sehingga uang dan makanan tidak dipegang oleh satu tangan yang
sama. Pengurus juga kurang bertindak
tegas terhadap perilaku pedagang. Seharusnya
sebagai pengurus, ia benar-benar peduli dan sungguh-sungguh dalam berupaya
memperjuangkan kantin FMIPA yang bersih dan nyaman. Kebanyakan dari konsumen juga tidak peduli
dengan kondisi kebersihan kantin, “yang penting bisa makan murah dan enak”
menjadi tolak ukur atau pertimbangan untuk makan di kantin. Sebaiknya konsumen mendapatkan penjelasan
yang lebih dalam tentang bahaya kantin yang kotor dan bagaimana upaya agar
konsumen bersama-sama menjaga kebersihan kantin.
Kesehatan adalah hak dari setiap orang, termasuk keluarga
besar FMIPA UI. Saat kamaba, sering disebutkan bahwa UI adalah representatif Indonesia
dalam bentuk yang lebih kecil. Jadi inikah
potret Indonesia dalam skala kecil? Memang di luar sana masih banyak wilayah
Indonesia yang tingkat kebersihannya di bawah standar, tetapi alangkah lebih
baik jika kita bersama-sama mau membiasakan hal-hal yang lebih baik dimulai
dalam lingkup yang kecil, sefakultas, sehingga saat kita berada di tengah
masyarakat luas kita dapat membawa kebiasaan tersebut untuk ditularkan di
daerah lain. Mulailah menjadi pribadi
yang lebih peduli kepada kesehatan sesama dar hal-hal sederhana, seperti
membersihkan meja setelah kita pergunakan. Hal-hal kecil jika dilakukan
terus-menerus akan memberikan perubahan besar.
Ditulis oleh:
Dewi Wulandari, Geofisika UI 2015
1506740875
No comments:
Post a Comment