Friday, September 18, 2015

Kantin Dallas



Semasa sekolah saya selalu membawa bekal setiap hari ke sekolah.  Semenjak kuliah jauh dari rumah dan orang tua, saya memperoleh makanan dengan cara membeli di warteg ataupun saat kuliah memperoleh makanan dengan cara membeli di kantin Dallas. Selama sebulan ini saya beradaptasi dari kebiasaan membawa dan memakan bekal dari rumah ke kebiasaan membeli  makanan di kantin.

Miris hati ini melihat kondisi kantin Dallas. Jauh dari standar kebersihan dan higenis bagi kesehatan.  Pedagang yang menjual makanan menyentuh makanan secara langsung dengan tangan padahal sesaat sebelumnya baru saja menerima uang kertas dengan tangan yang sama.  Seperti yang kita ketahui bersama bahwa uang merupakan alat tukar untuk membeli sebuah barang sehingga otomatis pergerakan uang sangat dinamis. 
Tidak hanya uang yang bergerak tetapi juga kuman yang berasal dari orang-orang yang memegangnya dan berpindah melalui uang.  Jika pedagang memegang uang dan makanan di waktu yang berdekatan tanpa mencuci/membersihkan tangan terlebih dahulu otomatis kuman dari uang berpindah ke makanan.  Bahkan yang lebih parah lagi, ada makanan seperti telur rebus yang telah jatuh ke tempat yang kotor ingin diberikan bagi konsumen yang tidak melihat bahwa telur tersebut telah jatuh.

Selain itu, dapur kantin juga terlihat kurang bersih.  Mungkin juga karena faktor kantin sudah lama dibangun dan tidak direnovasi/diperbaharui secara keseluruhan.  Ada juga pedagang yang menjual makanan yang diletakkan begitu saja di udara terbuka sehingga banyak lalat menghinggapinya.  Sekalipun makanan seperti gorengan tersebut telah ditutup dengan kain kassa (ditutup dengan menempelkan kain kassa secara langsung pada makanan, tidak ada rongga udara antara penutup dengan makanan) sehingga kotoran yang dibawa oleh lalat dapat juga berpindah.

Meja makan di kantin juga sering kali terlihat berantakan. Beberapa orang yang telah selesai makan membiarkan piring dan gelas kotor begitu saja di atas meja padahal telah disediakan ember untuk menaruh piring dan gelas kotor.  Kalau piring dan gelas tersebut langsung diangkat dan dibersihkan mejanya, mungkin tidak masalah.  Tetapi, saat ada orang lain ingin menempati meja bekas pemakaian orang sebelumnya, orang tersebut menjadi tidak nyaman saat makan karena piring yang tidak segera disingkirkan mendatangkan lalat yang membawa kuman dan juga menganggu.

Kesadaran masyarakat, baik dari konsumen, pengurus maupun pedagang, akan pentingnya kesehatan masih sangat kurang.  Pedagang tidak memperhatikan kebersihan makanan yang nantinya akan berdampak pada kesehatan konsumen.  Hal yang dipikirkan pedagang hanya bagaimana mencari untuk sebesar-besarnya, bahkan makanan yang sudah kotor karena terjatuh pun juga dijual.  Sebaiknya, pedagang membagi tugas, sehingga uang dan makanan tidak dipegang oleh satu tangan yang sama.  Pengurus juga kurang bertindak tegas terhadap perilaku pedagang.  Seharusnya sebagai pengurus, ia benar-benar peduli dan sungguh-sungguh dalam berupaya memperjuangkan kantin FMIPA yang bersih dan nyaman.  Kebanyakan dari konsumen juga tidak peduli dengan kondisi kebersihan kantin, “yang penting bisa makan murah dan enak” menjadi tolak ukur atau pertimbangan untuk makan di kantin.  Sebaiknya konsumen mendapatkan penjelasan yang lebih dalam tentang bahaya kantin yang kotor dan bagaimana upaya agar konsumen bersama-sama menjaga kebersihan kantin.


Kesehatan adalah hak dari setiap orang, termasuk keluarga besar FMIPA UI. Saat kamaba, sering disebutkan bahwa UI adalah representatif Indonesia dalam bentuk yang lebih kecil.  Jadi inikah potret Indonesia dalam skala kecil? Memang di luar sana masih banyak wilayah Indonesia yang tingkat kebersihannya di bawah standar, tetapi alangkah lebih baik jika kita bersama-sama mau membiasakan hal-hal yang lebih baik dimulai dalam lingkup yang kecil, sefakultas, sehingga saat kita berada di tengah masyarakat luas kita dapat membawa kebiasaan tersebut untuk ditularkan di daerah lain. Mulailah menjadi  pribadi yang lebih peduli kepada kesehatan sesama dar hal-hal sederhana, seperti membersihkan meja setelah kita pergunakan. Hal-hal kecil jika dilakukan terus-menerus akan memberikan perubahan besar.

Ditulis oleh:
Dewi Wulandari, Geofisika UI 2015
1506740875

No comments:

Post a Comment