Friday, September 18, 2015

Resensi Rembulan Tenggelam di Wajahmu

                           RESENSI BUKU
Judul : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika

Tidak heran bagi saya ketika melihat label Best Seller dari dominan novel karya Tere Liye, termasuk  novel Rembulan tenggelam di Wajahmu ini, masih sama seperti karyanya yang lain, Tere Liye membawakannya sangat sederhana namun menarik. Buku ini mengisahkan cerita perjalanan hidup seorang pasien lelaki berusia enam puluh tahunan bernama Rehan Raujana atau lebih dikenal sebagai  Ray dari sudut pandang orang ketiga yang serba tahu, Novel ini dibawakan kepada pembaca dengan alur yang maju-mundur sehingga membuatnya menarik. Ray, pebisnis sukses yang terbangun dari koma nya selama 6 bulan, melihat dirinya terbangun bukan di rumah sakit tempat ia diopname tetapi justru di terminal kota yang menjadi kenangan perihnya belasan tahun silam, berdampingan dengan sosok misterius yang disebutnya orang berwajah menyenangkan, Ray di bawa ke masa lalu untuk menjawab 5 pertanyaan besar dalam hidupnya.

“yang perlu kau tahu adalah kau sangat beruntung, Ray. Amat beruntung. Tahukah kau? Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali. Sebelum maut menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia diberikan
kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan yang mengganjal hidupnya…beberapa orang mendapatkan penjelasan melalui buku, orang-orang disekitarnya dan dari apa saja, dan ada juga yang tidak menyadari kalau penjelasan itu sudah datang, tetapi kau beruntung Ray, kau akan mendapatkan penjelasan melalui perjalanan yang hebat ini. Hari ini kita akan mengenang perjalanan hidupmu. Kau akan mendapatkan jawaban atas lima pertanyaan besar dalam hidupmu”

Yang membuatnya semakin menarik, pembaca akan bertanya mengenai Rinai, gadis kecil yatim piatu yang hanya mucul di awal dan akhir cerita namun menjawab pertanyaan-pertanyaan besar yang selalu menghantui Ray setelah melalui masa-masa sulit dan menyedihkan di Panti Asuhan yang disebutnya Panti Asuhan Sialan, membenci sosok penjaga panti sok-suci yang terobsesi naik haji dan menelan donasi yang diberikan dari donatur panti, menjadi bandar judi di terminal kota, hampir dibunuh oleh tiga orang pendengki, dan akhirnya tinggal di rumah singgah dan mengenal betul apa arti sebuah keluarga.

Setiap pertanyaan besar dalam hidup Ray akan seluruhnya terjawab dari perjalanan hidup ini, membuat Ray semakin membuka mata megenai pelajaran sebab-akibat dalam kehidupannya dan lapang menerima takdir hidupnya selama ini.

“Sekarang saat semua yang diinginkannya sudah dimiliki, dia tetap merasa sendiri. Berdiri sendirian di lantai tertinggi gedung miliknya.
Hidup ini benar-benar lelucon yang hebat.

Ditulis oleh Haidar Firdaus Avicienna Geofisika 2015


No comments:

Post a Comment