Monday, September 28, 2015

[Untitled]

Apa yang teman-teman rasakan ketika ada seseorang, siapapun itu, yang mengucapkan terima kasih? Sekecil apapun bantuan yang teman-teman berikan, tetap saja sebuah ucapan singkat itu akan membuat teman-teman senang dan merasa dihargai.

Kata orang, ada tiga kata ajaib yang harus selalu diingat; maaf, tolong, dan terima kasih. Tiga kata ajaib itu adalah kata yang (seharusnya) terpatri pada tiap orang untuk diucapkan secara otomatis jika dibutuhkan. Tetapi, sayangnya belum semua orang menyimpan dengan baik tiga kata ajaib tersebut. Banyak yang lupa untuk mengucapkannya, atau bahkan ada yang malas atau gengsi untuk mengucapkan kata-kata terebut.


Pada minggu lalu, saya diberi tugas PSAD untuk memberikan lima kebaikan kepada orang lain dan mencatatnya di logbook. Ketika menjalankan tugas tersebut, saya bukannya fokus pada kebaikan saya, melainkan pada reaksi mereka ketika dibantu oleh saya. Kebanyakan mengucapkan terimakasih, tetapi ada juga yang acuh, atau bahkan tidak merasa telah mendapat bantuan.

Menyadari hal ini, saya melihat ke diri saya kembali. Apakah saya selalu mengucapkan terima kasih setelah dibantu? Apakah saya menghargai bantuan orang lain (kenal maupun tak kenal) sekecil apapun itu? Ternyata saya menemukan bahwa kerap kali saya lupa mengucapkan salah satu kata ajaib itu. Kini, saya tahu apa rasanya jika usaha saya untuk membantu tidak dihargai sama sekali. Bukannya pamrih, bukannya berharap terimakasih, tetapi dengan mengucapkan terima kasih ternyata dapat berpengaruh besar bagi yang membantu dan yang pasti akan mempererat pertemanan.

Maka, mulai kini saya akan selalu mengingat untuk mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang membantu saya, sekecil apapun bantuan tersebut. Karena ucapan terima kasih bukanlah sekedar bentuk penghargaan, tetapi juga tanda bahwa seseorang telah menjadi dewasa dengan memikirkan perasaan orang lain.


Sudahkah teman-teman berterima kasih hari ini? ;)

Maria Johana
Geologi
1506734922

No comments:

Post a Comment