Apa yang
teman-teman rasakan ketika ada seseorang, siapapun itu, yang mengucapkan terima
kasih? Sekecil apapun bantuan yang teman-teman berikan, tetap saja sebuah
ucapan singkat itu akan membuat teman-teman senang dan merasa dihargai.
Kata orang,
ada tiga kata ajaib yang harus selalu diingat; maaf, tolong, dan terima kasih. Tiga
kata ajaib itu adalah kata yang (seharusnya) terpatri pada tiap orang untuk
diucapkan secara otomatis jika dibutuhkan. Tetapi, sayangnya belum semua orang
menyimpan dengan baik tiga kata ajaib tersebut. Banyak yang lupa untuk
mengucapkannya, atau bahkan ada yang malas atau gengsi untuk mengucapkan
kata-kata terebut.
Pada minggu
lalu, saya diberi tugas PSAD untuk memberikan lima kebaikan kepada orang lain
dan mencatatnya di logbook. Ketika menjalankan tugas tersebut, saya bukannya
fokus pada kebaikan saya, melainkan pada reaksi mereka ketika dibantu oleh
saya. Kebanyakan mengucapkan terimakasih, tetapi ada juga yang acuh, atau
bahkan tidak merasa telah mendapat bantuan.
Menyadari hal
ini, saya melihat ke diri saya kembali. Apakah saya selalu mengucapkan terima
kasih setelah dibantu? Apakah saya menghargai bantuan orang lain (kenal maupun
tak kenal) sekecil apapun itu? Ternyata saya menemukan bahwa kerap kali saya
lupa mengucapkan salah satu kata ajaib itu. Kini, saya tahu apa rasanya jika
usaha saya untuk membantu tidak dihargai sama sekali. Bukannya pamrih, bukannya
berharap terimakasih, tetapi dengan mengucapkan terima kasih ternyata dapat
berpengaruh besar bagi yang membantu dan yang pasti akan mempererat pertemanan.
Maka, mulai
kini saya akan selalu mengingat untuk mengucapkan terima kasih pada setiap
orang yang membantu saya, sekecil apapun bantuan tersebut. Karena ucapan terima
kasih bukanlah sekedar bentuk penghargaan, tetapi juga tanda bahwa seseorang
telah menjadi dewasa dengan memikirkan perasaan orang lain.
Sudahkah teman-teman
berterima kasih hari ini? ;)
Maria Johana
Geologi
1506734922
No comments:
Post a Comment