Saturday, September 12, 2015

Sindrom Asperger



Sindrom Asperger (atau Asperger Synrome) merupakan gangguan neurobiologis (neuro transmitter) dan gangguan autis yang dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Aspergeryang pada tahun 1944 menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan mengenai pola perilaku dari beberapa anak laki-laki memiliki tingkat intelegensi dan perkembangan bahasa yang normal, namun juga memperlihatkan perilaku yang mirip autisme, serta mengalami kekurangan dalam hubungan sosial dan kecakapan komunikasi, meskipun baru diteliti dan diakui secara luas oleh para ahli pada dekade 1980-an. Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata. Walaupun Sindrom Asperger terjadi karena adanya faktor genetik, gangguan ini bisa dipicu oleh disfungsi otak yang bisa terjadi akibat trauma, penyakit, atau struktur otak yang abnormal.


Penderita Sindrom Asperger tidak mengalami masalah dalam mempelajari kata - kata, akan tetapi penyandang Sindrom Asperger biasanya merasa sangat sulit untuk memahami bahasa tubuh ataupun emosi orang lain sehingga menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Ini dapat terlihat dari cara berdiri yang terlalu dekat dengan orang lain, menghindari kontak mata, postur tubuh yang tidak normal, dan tak dapat memahami gerakan-gerakan dan ekspresi wajah. Terkadang beberapa dari mereka sering mencoba untuk bersosialisasi namun sering dianggap "tak berperasaan" dikarenakan ketidakmampuan mereka untuk bereaksi sesuai dengan keadaan. Sebagai contoh, penyandang Sindrom Asperger dapat berbicara panjang lebar mengenai hal yang ia suka tanpa memperhatikan bagaimana perasaan orang yang mendengarkan ceritanya. Banyak dari perilaku penderita sindrom Asperger yang disalahpahami. Mereka dianggap sebagai orang yang egois, dingin, tidak peduli, dll. Padahal perilaku tersebut bukan sesuatu yang disengaja, yang bahkan tidak disadari oleh para penderita sindrom Asperger. Mungkin karena itu pula, tidak banyak penderita Sindrom Asperger yang mencoba membuka dirinya untuk berkomunikasi dengan orang lain, kebanyakan dari mereka memilih untuk diam dan hanya berbicara dengan orang yang dirasa mampu mengerti perasaan mereka.


Murid penyandang Sindrom Asperger memiliki minat yang terbatas sehingga menjadi terlalu fokus pada apa yang diminatinya saja tetapi kebanyakan penyandangnya cakap dalam memperdalam ilmu pengetahuan dan sangat menguasai subyek yang mereka sukai dan pelajari. Namun, mereka lemah dalam hal pengertian dan pemikiran abstrak, juga dalam pengenalan sosial. Sebagai akibatnya, mereka mengalami kesulitan akademis, khususnya dalam kemampuan membaca dan mengerti apa yang dibaca, menyelesaikan masalah, kecakapan berorganisasi, pengembangan konsep, membuat kesimpulan dan menilai. Ditambah pula, mereka sering kesulitan untuk bersikap lebih fleksibel. Mereka juga sering kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima kegagalan yang dialaminya, serta tidak siap belajar dari kesalahan-kesalahanya. (Attwood 1998).


Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang SA mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya (Attwood 1998). Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah, kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan. Hal ini terbukti karena bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh


Sindrom Asperger dapat disembuhkan dengan berbagai cara seperti terapi, pelatihan keterampilan sosial, dan belajar berkomunikasi. Para penderitanya pun dapat memiliki masa depan yang sukses seperti halnya orang normal. Bahkan sebenarnya, ada banyak orang terkenal dan ilmuwan yang mengalami sindrom Asperger seperti Albert Einstein, Isaac Newton, Bill Gates, Keanu Reeves, Al Gore, Woody Allen, Bob Dylan, dll.



Nauval Ivanditho, 1506732791, Geofisika'15
SUMBER : WIKIKOMUNITAS

No comments:

Post a Comment