Saturday, September 12, 2015

Sebuah Kisah dalam Album ke 7 Muse (Drones)

Sebuah Kisah dalam Album ke 7 Muse (Drones)


Setelah terakhir kali membuat album pada tahun 2012 (The 2nd Law), Muse pada tahun 2015 ini kembali merilis album baru mereka yang berjudul Drones. Berbeda dari album The 2nd Law (2012) yang banyak bermain dengan efek dari musik musik elektronik, pada album Drones ini kembali memainkan ciri khas mereka yang terkesan rock dan gelap. Album ini berisi 12 lagu dimana semua lagu ini seperti membentuk sebuah kisah atau cerita.

Seperti biasa Muse menyembunyikan pesan-pesan dalam album ini, yaitu untuk berhati-hati dengan Drones, dan tentang brainwashing serta mengalahkannya, Akan adanya konspirasi dan banyaknya propaganda di dunia dari Negara Adikuasa serta kelompoknya, dan untuk menolak pengembangan teknologi dalam perang.

Dalam cerita ini Matt Bellamy (vokalis) menggambarkan sesosok wanita sebagai tokoh utama nya. Kita sebut saja wanita ini dengan Mary. 


Dimulai dari lagu pertama yang berjudul Dead Inside. Secara eksplisit Dead Inside bercerita tentang seseorang yang kehilangan jati diri karena diperalat oleh orang lain. Si Mary ini kehilangan jati diri dan harapan akan hidup. Apa yang membuat dia begitu adalah kehilangan cinta. Cinta yang dimaksud adalah cinta kepada teman, keluaraga, hidup dan kebahagiaan. Marry telah ke hilangan itu semua. Dia menjadi rentan dan tidak punya pertahanan akan ideologi-ideologi jahat. Semenjak itu, dia menjadi mudah terpengaruhi.

Image result for muse psycho

Kemudian berlanjut ke lagu kedua dan tiga, yaitu Drill Sergeant dan Psycho. Dalam lagu Drill Sergeant dan Psycho, diceritakan Mary bertemu seorang Komandan Perang dan mencuci otak Mary. Mary dimanfaatkan oleh Komandan itu untuk dijadikan mesin perang berwujud manusia. Mary didoktrin agar patuh terhadap semua perintah Komandan itu dan menjadi mesin perang yang mematikan.

Image result for muse mercy artwork
Lalu di lagu keempat, yaitu Mercy. Lagu ini menceritakan si komandan dan para "man in cloak" menyerang pendirian Mary. Akhirnya pertahanan Mary-pun runtuh, dan dia berada dalam sisi kegelapan dan bersama si komandan. Mulai saat ini Mary benar-benar telah menjadi sebuah Drones dan kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.





Lanjut di lagu kelima yaitu Reapers, Lagu yang digadang-gadang sebagai kembalinya Muse ke Rock-nya ini menceritakan kekejaman Negara Adikuasa. Mereka membunuh dan menghabisinya musuhnya dengan pesawat tanpa awak, yaitu Drones. Dan tentunya mereka tidak merasa bersalah karena yang membunuh kan pesawatnya, bukan mereka. Disamping itu mereka punya back-up yang kuat, yaitu CIA Dalam lagu ini, Mary pergi berperang dan membunuh tanpa ampun. Waktu pun berlalu, dan Mary bisa sadar akan tipu muslihat Sergeant.



Kemudian lagu keenam yaitu The Handler. Dalam lagu ini, Mary bisa sadar akan tipu muslihat si Komandan. Dia meminta si Komandan berhenti merubahnya menjadi mesin perang. Mary sudah tidak tahan dan memutuskan untuk meninggalkan Handlernya, si Komandan.







Lalu di lagu ketujuh dan kedelapan, JFK dan Defector. JFK alias John F. Kennedy. Ya, berisi sebuah pidato dari mantan presiden USA. Pidato ini begitu istimewa, karena menolak segala bentuk intimidasi, penindasan, dan konspirasi yang pada saat itu santer terjadi. Dan pada lagu Defector menceritakan tentang kembalinya semangat hidup Mary yang membuat dirinya terbebas dari kendali si Komandan. “You can’t control me, I’m a Defector” begitulah kata-kata Mary.


Lanjut di lagu kesembilan, Revolt. Di lagu ini, Mary mengajak para Drones yang lain untuk menguasai dirinya sendiri dan bisa melawan bersama-sama. Diawali dengan suara demonstrasi, Revolt menjadi bentuk perlawanan yang nyata terhadap si Komandan. Lagu ini mengajak dan memotivasi para Drones untuk tidak patuh pada pengendalinya, dan tidak perlu takut untuk melakukannya.





Kesepuluh, Aftermath. Mary bebas dan akhirnya pulang. Dia telah menemukan kembali jatidirinya. Dan lagu ini mengulang-ulang kalimat “From this moment, you’ll never be alone” karena Mary telah menemukan cintanya







Lagu kesebelas, yaitu The Globalist. Dalam lagu ini si Komandan marah besar, dan memutuskan menghancurkan seluruh dunia dan menjadi the greatest hunter. Si Komandan memutuskan menghancurkan dunia dengan senjata nuklir. Maka setelah hitungan ke 10, Dihancurkanlah Dunia seisinya dengan misil nuklir. Setelah dunia hancur, hanyalah si Komandan yang selamat. Tidak ada musuh lagi, tidak ada Negara yang harus ditindas, bahkan tidak ada yang bisa dicintai. Pada akhirnya, Sergeant-pun menyesal akan perbuatannya. Dia berdalih apa yang telah ia lakukan, adalah untuk dicintai. Sayang semua sudah telat, dan bumi sudah hancur.

Album ini ditutup dengan Lagu yang dipersembahkan bagi para korban keganasan Drones. Dan juga berjudul Drones. Bercerita tentang penderitaan yang dirasakan para korban yang ditinggalkan oleh kerabatnya. Lagu ini juga menjadi bentuk protes akan keganasan dari Drones ini, dan tidak adanya empati terhadap para korban. Sekaligus sebagai sindiran atas Pemimpin negara adikuasa yang tidak punya perasaan dan membunuh hanya lewat "rumah"nya.






Terima kasih telah membaca.



Boy Raka Pratama - 1506737496 - Geofisika

No comments:

Post a Comment