Saturday, September 12, 2015

Aquagenic Urticaria


Ketika Alexandra Allen berumur 12 tahun, dia sedang melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak anak seumuran dia pada saat piknik keluarga. Dia berenang di kolam renang hotel, tak lupa membawa pelampung karet berbentuk ban berwarna kuning. Namun tidak seperti kebanyakan anak anak, Alexandra memiliki reaksi ketika dia berenang di kolam renang. Kulit epidermis pada tubuh nya seperti terkelupas, rasa gatal yang sangat hebat dirasakan setelah beberapa waktu keluar dari kolam renang tersebut, dan bercak merah inflamasi hasil respon kekebalan tubuh Alexandra dapat terlihat dengan jelas.


Apa yang seharusnya menjadi sebuah piknik keluarga di musim panas yang indah, berubah menjadi sebuah kejadian yang sangat langka dan jarang terjadi. Alexandra Allen yang memiliki cita cita menjadi seorang biologist dalam bidang kelautan serta mengarungi lautan diatas kapal, harus meredamkan mimpinya tersebut setelah dirinya di diagnosa dan dinyatakan memiliki alergi terhadap air,
(Alexandra Allen, sekarang 21 tahun. Memiliki 'alergi terhadap air' ketika kulitnya bersentuhan dengan air)

Sebuah alergi terhadap air. Terdengar sangat mustahil untuk manusia memiliki alergi terhadap apa yang menjadi komposisi 70 persen dari tubuh. Air merupakan substansi yang mengisi sekitar 70 persen dari total massa tubuh manusia. Air juga adalah komponen utama yang mampu menetralisir racun keluar dari organ organ penting tubuh, pembawa nutrisi untuk sel sel tubuh, dan air mengkondisikan tingkat kelembaban untuk beberapa organ tubuh yang membutuhkan seperti telinga, hidung, tenggorokan, dan lain. Seperti yang telah kita tahu, air sangat penting bagi kehidupan.

Dalam kasus Alexandra Allen dimana ia terkena "alergi terhadap air", untungnya hanya pada bagian kulit yang akan bereaksi terhadap air. Alexandra tetap bisa meminum air dengan aman. Namun kulit tubuh Alexandra akan bereaksi ketika terkena air dengan temperatur berapapun, dan kulitnya akan bereaksi sensitif pada saat terkena air sedikitpun.

Kondisi ini, disebut dengan aquagenic urticaria , sebuah "alergi" , namun secara medis bukanlah alergi yang bersifat medik. Aquagenic urticaria merupakan sebuah reaksi fisik pada kulit yang terlihat seperti alergi kulit ketika memakan makanan tertentu. Sesuai dengan nama nya, urticaria sendiri merupakan sebuah kondisi dimana kulit akan menimbulkan reaksi bercak bercak merah, rasa gatal yang sangat hebat ketika kulit terstimulasi oleh substansi tertentu yang dapat menyebabkan inflamasi sebagai respon imunitas tubuh terhadap substansi tersebut. 

Untuk kondisi ini, seperti alergi kulit ketika memakan makanan tertentu, kulit tubuh akan merah bercak bercak, berbagai benjolan kecil kecil timbul dari kulit beberapa saat setelah kulit terkena air. Reaksi ini, diakibatkan oleh histamin pada tubuh yang bereaksi terhadap antigen tubuh yang memiliki sifat hydrophilia. Air dari sumber apapun, air tanah, air hujan, air hasil distilasi, akan mengakibatkan reaksi tersebut ketika kulit terkena air.
Kondisi aquagenic urticaria sendiri terbilang sangat langka. Dalam catatan medis sejak tahun 1964, hanya kurang dari 100 orang yang memiliki 'alergi' ini. Serta proporsi wanita yang memiliki kondisi ini lebih banyak dibanding proporsi pria. 

Aquagenic urticaria dapat di hindari dengan cara menghindari kontak tubuh dengan air, atau dengan perawatan injeksi anti histamin, supaya histamin pada tubuh tidak akan bereaksi terhadap antigen tubuh, khususnya antigen yang memiliki sifat hydrophilia tersebut. Aquagenic urticaria juga terjadi ketika kulit tubuh jarang terkena air, baik dikarenakan hasil adaptasi kulit pada daerah yang kurang memiliki sumber air yang besar, maupun ketika kulit tubuh jarang terjadi kontak dengan air.

Ditulis oleh : Adlirrahman Aufar M.
Geologi '15

No comments:

Post a Comment