Artikel ini berdasarkan
pengalaman pihak ketiga, dengan kata lain ini bukan pengalaman pribadi saya,
tapi saya menyimak cerita ini dari pihak yang terpercaya, salah satu – kawan
saya.
Zaman semakin maju, orang – orang
semakin cerdas, semakin banyak cara terpikirkan untuk mendapatkan uang dan
kekayaan dengan tidak halal. Salah satunya yang dialami oleh kakak kelas saya
yang bertempat tinggal di Bandung. Pada suatu hari ia pulang dari kampusnya
seperti biasa dengan berjalan kaki. Tiba – tiba ia mendapat panggilan telepon
dengan suara seorang laki – laki dewasa. Kata – kata pertama yang diucapkan
laki – laki tersebut adalah tolong.
Kawan
saya lantas bertanya,
“ini siapa?”. Tapi suara laki – laki di telepon itu hanya
menjawab, “masa ga kenal,”. Entah mengapa, secara spontan, kawan saya malah
balik bertanya dengan menyertakan nama, “oh, a fikri ya?” Fikri adalah saudara
sepupunya yang tinggal di Jakarta. Langsung saja si laki – laki di telepon
menjawab, “iya, ini Fikri, tolongin dong”, dan kawan saya itu pun menanggapi.
Laki –
laki di telepon itu pun menjelaskan secara detil masalahnya. Singkatnya bahwa
ia sedang kena tilang polisi, dan butuh uang langsung untuk menebus STNK nya
sebesar lima ratus ribu rupiah. Dari ceritanya sudah pasti itu cukup meyakinkan
kawan saya, karena kawan saya pun langsung bergegas ke ATM terdekat dan
menransfer uang sebesar yang disebutkan, TANPA menutup telepon. Laki – laki itu
terus menceritakan detil nya hingga transaksi selesai. Bahkan setelah selesai,
laki – laki itu pun kembali berkata bahwa ia butuh uang lagi untuk suatu
keperluan, dan secara otomatis kawan saya pun kembali menrasfer uang. Hal itu
berulang beberapa kali, hingga total kawan saya telah mengransfer uang sejumlah
dua setengah juta rupiah.
Setelah
keluar dari ATM, kawan saya pun berjalan kembali untuk pulang. Terdiam sejenak.
Hal yang selanjutnya terjadi adalah ia menangis sepanjang jalan pulang.
Metode
penipuan dengan hipnotis via telepon seperti ini sudah beberapa kali terjadi.
Sudah jelas, kawan saya itu tidak sadar apa yang dilakukannya. Ia seolah
‘dibimbing’ oleh si laki – laki melalui suaranya di telepon untuk melakukan apa
saja yang diperintahkan. Kesalahan yang kawan saya lakukan adalah ia
menyebutkan/menebak terlebih dahulu siapa si penelepon. Dari sinilah si penipu
dengan lancar melakukan aksinya.
Penipu
berhasil mengikuti arus perkembangan teknologi. Kita perlu menjadi lebih cerdas
lagi, dan perlu diingat, hal ini dapat terjadi kepada siapa saja. Jangan sampai
kita jadi korban juga. Pelajaran yang dapat saya ambil dari kisah ini adalah;
Berusahalah berpikir jernih dalam kondisi apapun, jangan terlebih dahulu
menyebutkan nama kepada orang asing, baik nama sendiri maupun nama seseorang yang
kita kenal, dan konsultasikan dahulu permasalahan apapun yang menimpa kita
kepada pihak yang kita percaya. Jika kawan saya itu bertanya dulu ke orangtua
atau temannya sebelum menransfer, ceritanya mungkin tidak akan seperti ini.
Semoga kita terlindungi dari musibah seperti ini dan tindak kejahatan lainnya.
Muhammad Ali Akbar
Geologi
150674114
Muhammad Ali Akbar
Geologi
150674114
No comments:
Post a Comment