kin ketika kita menonton tv dan melihat beberapa pahlawan super kita merasa terkagum-kagum dan ingin menjadi sosok seperti dia ketika kita sudah besar nanti atau pada masa kini banyak sekali anak muda yang membentuk badan mereka agar terlihat sama sperti pahlawan-pahlawan yang ada di animasi-animasi ataupun film-film. Kita sering terlena akan siapa “Pahlawan” kita sebenarnya di dalam hidup kita. Kita tidak salah apabila mengagumi tokoh-tokoh tersebut tetapi yang perlu diingat dan ditekankan adalah kita harus menyadari bahwa “Pahlawan” kita sebenarnya adalah keluarga kita.
Keluarga adalah “Pahlawan” kita
sebenarnya dimana mereka yang ada selalu di samping kita. Mereka
selalu ada untuk kita ketika kita merasa dalam kesusahan. Orang-orang
yang ada disekitar kita yang selalu mensupport apa yang sedang kita
lakukan dan selalu memberi saran dan kritikan bagi diri kita agar
diri lebih maju lagi. Bagi diri saya di dalam keluarga “Pahlawan”
yang sebenarnya adalah sosok seorang orang tua. Orang tua adalah
“Pahlawan” sebenarnya di dalam hidup saya. Mereka adalah
orang-orang yang tangguh, tidak mudah putus asa dalam membimbing
saya, dan mereka lah yang selalu mensupport apa yang saya lakukan.
Mereka tidak pernah merasa malu apabila sedang membantu saya dan
mereka tidak pernah mengeluh di depan anak-anaknya. Mereka akan
selalu berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik demi
anak-anaknya. Mereka adalah penopang di dalam keluarga khususnya
sosok seorang ayah. Ayah adalah sosok seorang “Pejuang”,”Prajurit”
yang selalu berada di garda terdepan. Dia selalu mengawasi para
“musuh” yang ingin menyerang keluarga dia. Dia adalah sosok yang
tangguh, dia berusaha agar “benteng” keluarganya tidak dapat
diterobos oleh siapapun. Dia rela mengorbankan hidupnya demi
keluarganya. Dia rela melakukan segalanya agar nama keluarganya tetap
terjaga dan tetap dipandang oleh orang-orang sebagai keluarga yang
baik. Meskipun dia mempunyai kelemahan-kelemahan tetapi dia tidak
pernah ingin keluarganya melihat kelemahan-kelemahan dia tersebut.
Dia tidak mau anak-anaknya mencontoh yang buruk dari dia. Dia ingin
anak-anaknya tetap dalam “jalur” yang telah di tetapkan. Dia
selalu ingin anak-anaknya sebagai yang terbaik, mungkin kita sering
mengatakan itu merupakan hal yang “egois” tetapi itulah seorang
pemimpin.
Seorang pemimpin yang baik adalah
seorang pemimpin yang ingin barisan yang dipimpinnya tetap jalur yang
telah ditentukan dan ingin barisannya adalah barisan yang terbaik.
Ayah memang adalah sosok Pahlawan yang Sejati. Tetapi pahlawan itu
telah tiada, dia sudah tenang di alam sana. Tetapi, pahlawan-pahlawan
berikutnya akan muncul. Untuk saat ini sosok seorang ibu yang menjadi
pahlawan menjaga keluarganya. Memang tugas yang diserahkan kepada
seorang berat tetapi itulah tanggung jawab dan sebagai amanat yang
harus dijalankan. Karena benteng itu harus tetap terjaga dan bendera
harus tetap berkibar. Lelah,rasa sakit,dan hal lainnya bukanlah
menjadi penghambat yang sebenarnya. Karena fokus yang utama adalah
menjaga keluarga itu sampai waktu yang akan ditentukan. Amanat itu
harus tetap dijaga dan dilaksanakan. Menjaga amanat memang tidak
mudah tetapi itu sudah menjadi hal yang harus di terima dan
dijalankan dengan baik. Pahlawan sejati tidak akan bertahan selamanya
tetapi dia selalu akan diingat akan perjuangannya, akan kebaikannya,
akan keringat dan darah yang telah di keluarkan untuk keluarganya.
Tubuh seorang Pahlawan sejati mungkin lemah tetapi JIWA dan SEMANGAT
tidak pernah luntur meskipun dia sudah tidak ada. Ayah memang seorang
Pahlawan Sejati dan selalu menjadi Pahlawan Sejati didalam
keluarganya.
No comments:
Post a Comment