Saturday, September 19, 2015

Perbaiki Komunikasi Perbaiki Jati Diri


Ketika anda sedang berbicara bersama lawan bicara anda, dalam suasana hanya sebatas gurauan belaka, seberapa sering anda bertemu dengan sesuatu yang disebut perbedaan pendapat ? Perbedaan pendapat, atau juga dapat disebut dengan perbedaan persepsi, perbedaan pola pikir, perbedaan sudut pandang, merupakan sebuah hal yang sebenarnya sangat indah. Karena dengan adanya perbedaan, manusia mampu mengkoreksi suatu hal, bertukar pikiran sehingga mampu mendapatkan hasil yang lebih detail dan mendalam, serta dengan bertukarnya kedua pikiran yang berbeda otomatis akan menambah wawasan ilmu serta menambah pengalaman bagi kedua belah pihak baik sender maupun receiver 


Pada gambar diatas, beberapa dari pembaca akan mengatakan bahwa gambar diatas adalah gambar seorang pengembara yang menunggangi kuda putih serta seorang yang terbaring disamping sungai. Itu benar, tetapi mungkin beberapa dari pembaca artikel ini juga akan menjawab bahwa gambar diatas adalah gambar potrait dari seorang ilmuan atau seniman tua. Atau bahkan ada persepsi lainnya? Semua ungkapan hasil persepsi pendapat tersebut adalah benar.
Perbedaan sendiri sudah memiliki contoh contoh dan bukti tersendiri bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang sangat indah. Pelangi merupakan contoh mudah, susunan dari 7 warna berbeda membentuk busur optik yang dapat menghiasi langit dunia. Orkestra musik juga merupakan contoh dari perbedaan, kumpulan dari alat alat musik yang berbeda, masing masing memiliki hasil suara yang berbeda, ketika di kombinasikan, mampu membuat pendengar menjadi terpana oleh alunannya.
Indonesia sendiri yang memiliki Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah negara dengan perbedaan keragaman yang telah di rahmati oleh Tuhan, baik dari tanah, laut, daratan, pegunungan, hingga masing masing suku dan individu nya.

Namun di era yang disebut dengan era modern, atau biasa remaja saat ini katakan dengan gaul kekinian , perbedaan dijadikan alasan utama dari sebuah kelompok terhadap target mereka dan perbedaan menjadi suatu alasan untuk meniadakan subjek atau objek yang dipikir akan menjadi penghalang bagi mereka.
Perbedaan seharusnya menjadi suatu pengikat yang mampu memperkuat, bukan sebuah gunting yang saling memutuskan

Di Indonesia sendiri, perbedaan masih menjadi sebuah hal yang dianggap negatif dan dapat berujung dengan aksi berbahaya, hingga bahkan genosida. Diberikan satu jenis perbedaan yang sangat sensitif di negara ini, yaitu perbedaan SARA (Suku Ras dan Agama).
Tidak jarang berita menyuguhkan hasil reportase dimana antar suku terjadi perang yang sebenarnya berawal hanya karena masalah yang dianggap sepele, perbedaan. Perbedaan SARA memang sebuah hal yang sangat sangat sensitif karena kategori ini termasuk kategori perbedaan jalan hidup. Kita tidak dapat mengubah agama, kita tidak mampu untuk merubah suatu ajaran abrahamic/semitic dari agama dan memaksa untuk menyatukan perbedaan tersebut secara instan. Tetapi sebagai manusia yang memiliki akal sehat, kita seharusnya mampu menerima perbedaan pendapat dengan kepala dingin dan dengan cara komunikasi yang baik.
Apa komunikasi yang baik itu? Komunikasi yang baik adalah ketika kedua belah pihak lawan bicara, mampu mengirimkan pesan maksud dengan jelas dan akurat sehingga dapat diterima oleh penerima pesan dengan jelas. Pada saat terjadi perbedaan paham diantara kedua nya, seharusnya baik sender  dan receiver bisa menyampaikan pertanyaan nya dengan jelas, alasan yang logis dan dapat diterima dengan maksud yang jelas, sehingga tidak terjadi putus alur komunikasi yang dapat berujung dengan konflik. Konflik terjadi ketika alur komunikasi tidak dapat lagi dibangun diantara kedua belah pihak pada saat itu, dan dapat berakibat dari hal kecil seperti bertengkar cuek cuekan , hingga terjadi hal besar seperti perang saudara / genosida.

Konflik memang sepertinya adalah hal sulit untuk dihindari secara instan, namun, konflik dapat dihindari jika masing maing pribadi memiliki keinginan untuk merubah cara berkomunikasi, cara penyampaian pendapat mereka, berikut penulis berikan contoh sederhana :


  1. Tanamkan rasa empati dalam diri, karena tanpa empati, kita tidak akan peduli apakah lawan bicara kita tersakiti atau tidak dengan kata-kata kita. Andaikata kita berdiskusi dengan orang yang berbeda pandangan dengan kita, kita akan tetap menjaga perasaan lawan bicara kita untuk tidak menyakitinya dengan serangan verbal dan non-verbal yang menjurus ke ad-hominem. Empati akan membuat kita tidak hanya menghargai teman diskusi kita, tetapi juga perbedaan pendapat yang mungkin muncul.
  2. Kembangkan komunikasi asertif. Komunikasi Asertif adalah komunikasi yang singkat, jelas, jujur, dan terbuka, namun disampaikan dengan cara yang terbaik agar memperhatikan juga perasaan orang yang menjadi teman diskusi kita. Cara berkomunikasi ini akan membuat teman diskusi kita menjadi nyaman karena tidak ada yang ditutup-tutupi dari apa yang ingin kita sampaikan. Tentu saja semua perbedaan pendapat dan pandangan, baik dalam sebuah diskusi antar personal maupun rapat formal, diperlukan cara penyampaian yang baik dan benar. Akui secara terbuka bila salah dan akui juga bila pendapat orang lain jauh lebih baik dari diri kita.
  3. Hargai pendapat orang lain dan kembangkan sikap saling memupuk. Sering kali sebuah rapat berjalan alot dan panas, karena masing-masing orang berpijak pada ego masing-masing untuk membuktikan siapa yang paling pintar dan paling benar. Akibatnya saat terjadi perbedaan pendapat, yang terjadi sebenarnya adalah pertarungan ego. Andai masing-masing orang yang berbeda pendapat bisa saling menghargai dan terjadi saling memupuk pendapat. Misal, dalam sebuah rapat, seorang teman mengutarakan ide dan pendapatnya. Walapun kita tidak setuju dengan dengan apa yang diutarakannya, maka hindari untuk menyerang pendapat tersebut secara frontal dengan mengatakan, "Saya tidak setuju dengan pendapat Anda tersebut", atau lebih ekstrim lagi mengatakan, "Ah saya kira itu ide yang kurang bermutu." Penilain buruk pada sebuah pendapat, pada hakikatnya menyerang ego dari si pemilik pendapat tersebut. Lebih baik kita menyatakan, "Saya hargai pendapat Anda. Ada beberapa hal positif yang bisa kita ambil dari ide anda dan coba bila dikombinasikan dengan ide atau pendapat saya berikut ini....." Sedangkan bila kita suka dengan ide atau pendapat seseorang, jangan sungkan-sungkan atau gengsi untuk memberikan pujian dengan mengatakan, "Saya suka dengan ide atau pendapat Anda", "That's a good opinion".  Hindari menggunakan kata 'tetapi'. Misal, "Saya setuju dengan pendapat Anda, tetapi....." Kata 'tetapi' akan mereduksi kalimat positif yang ada pada bagian awal. Alternatifnya dengan menggunakan kalimat, "Saya setuju dengan pendapat Anda dan saya punya pendapat lain yang mungkin bisa dipertimbangkan...."
  4.  Bila dalam sebuah diskusi ternyata tidak juga menemukan kata sepakat, maka bisa saja kita mengakhiri perbedaan pendapat atau pandangan tersebut dengan kalimat, "Saya kira akhirnya kita harus sepakat untuk tetap tidak sepakat. Saya hargai pandangan Anda dan saya mempunyai pandangan saya sendiri."
Bila setiap orang mampu menyampaikan pendapat mereka dengan cara berkomunikasi yang baik, maka tentunya konflik perbedaan pendapat atau persepsi ini bisa menjadi suatu hal yang positif yang mampu saling menguatkan. Ketika suatu rakyat negara mampu membuat perbedaan pendapat mereka menjadi tali pengikat persaudaraan, maka jati diri negara tersebut akan terlihat dari jati diri masing masing individu yang mampu berkomunikasi dengan baik.



- Adlirrahman Aufar M
- Geologi 156731593

No comments:

Post a Comment